Sangsi dan Denda Ramadhan

Macam-macam Sangsi & Denda Bagi Yang Meninggalkan Puasa Dengan Berbagai Sebab :

1. QODHO' :
Sangsi ini berlaku bagi setiap muslim mukallaf (akil baligh) yang tidak berpuasa baik karena udzur ( seperti sakit, musafir, wanita haidh, nifas dll.) maupun yang tidak (seperti murtad, sengaja membatalkan puasa dll).
Maka baginya wajib QODHO' sesuai dengan bilangan puasa yang ditinggalkan.

2. KAFAROT:
Sangsi ini berlaku bagi yang berhubungan seksual di siang hari puasa Ramadhan. adapun bentuk KAFAROTnya ialah memerdekakan seorang budak / hamba sahaya muslim, puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan 60 orang miskin @ satu mud / 6 ons, dari makanan pokok yang berlaku di daerahnya.

3. IMSAK :
Sangsi ini berlaku bagi orang yang telah menyaksikan atau mempercayai adanya kabar dari orang yang dianggap  kredibel/adil atas tampaknya  HILAL ( masuk tanggal 1 Ramadhan) di hari yang diragukan (30 Sya'ban/yaum asy syak) 
Maka wajibkan baginya  IMSAK / menahan diri dari perbuatan yang membatalkan puasa di sisa hari yang akan lewatinya hingga waktu maghrib tiba.

4. FIDYAH : 
Denda ini dikenakan bagi wanita hamil & menyusui yang tidak berpuasa lantaran demi menjaga kesehatan janin atau anaknya. 

Bentuk fidyahnya  ialah mengeluarkan beras disetiap harinya: 1 mud/ makanan pokok dan diberikan pada seorang  miskin dan wajib pula baginya Qodho' puasa.

√ Keterangan Tambahan: 

• Orang kafir dan gila itu tidak wajib qodho' namun ia boleh mengqodo' kapan saja jika telah masuk Islam atau sembuh dari penyakit gilanya itu.
• Wanita yang datang bulan di siang Ramadhan tidak wajib IMSAK, ia hanya di sunnahkan menahan dari makan & minum di sisa waktu yang  akan dijalaninya. Begitu pula bagi musafir yang baru datang bepergian dari jarak tempuh lebih dari dua marhalah (85 KM) .
• Orang tua renta yang tak mampu lagi menjalankan puasa bisa menggantinya dengan BERSEDEKAH perharinya satu mud/ 6 ons dari beras.
• Musafir tidak boleh membatalkan puasanya sekira saat ia keluar dari  rumahnya dalam kondisi berpuasa. Begitu pula ia  tidak boleh membatalkan puasanya dihari kedatangan dari bepergiannya sedangkan dirinya masih  dalam kondisi berpuasa.

[ Referensi: Kitab   Ihya'ulumiddin Hal. 276]

Semoga keterangan diatas menambah wawasan ilmu pengetahuan kita tentang problematika puasa Ramadhan. Aamiiin...

www.inspirasisantri.com

Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Inspirasi Santri. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Atau sobat juga bisa follow Inspirasi Santri dengan mengklik tombol di bawah ini:

Artikel keren lainnya:

Ditulis oleh Unknown pada tanggal 2016-07-17